Kamis, 12 Agustus 2010


Teori :

Redenominasi Adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Misal Rp 1.000 menjadi Rp 1. Hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat tidak berubah. Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat menurun.
Dampak bagi masyarakat.
Pada redenominasi, tidak ada kerugian karena daya beli tetap sama. Pada sanering, menimbulkan banyak kerugian karena daya beli turun drastis.
Tujuan
Redenominasi bertujuan menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakuan transaksi.Tujuan berikutnya, mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional. Sanering bertujuan mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga. Dilakukan karena terjadi hiperinflasi (inflasi yang sangat tinggi).
Nilai uang terhadap barang.
Pada redenominasi nilai uang terhadap barang tidak berubah, karena hanya cara penyebutan dan penulisan pecahan uang saja yang disesuaikan. Pada sanering, nilai uang terhadap barang berubah menjadi lebih kecil, karena yang dipotong adalah nilainya.
Kondisi saat dilakukan.
Redenominasi dilakukans saat kondisi makro ekonomi stabil. Ekonomi tumbuh dan inflasi terkendali.
Sanering dilakukan dalam kondisi makro ekonomi tidak sehat, inflasi sangat tinggi (hiperinflasi).
Masa transisi
Redenominasi dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap, agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Sanering tidak ada masa transisi dan dilakukan secara tiba-tiba.


Kutipan dari berita.liputan6.com Redenominasi.Bukan.Sanering

Bank Indonesia menegaskan bahwa redenominasi bukanlah sanering atau pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Redenominasi biasanya dilakukan dalam kondisi ekonomi yang stabil dan menuju ke arah yang lebih sehat. Sedangkan sanering adalah pemotongan uang dalam kondisi perekonomian yang tidak sehat, dimana yang dipotong hanya nilai uangnya.

Dalam redenominasi, baik nilai barang maupun nilai uang hanya dihilangkan beberapa angka nolnya saja. Dengan demikian redenominasi akan menyederhanakan penulisan nilai barang dan jasa yang diikuti pula penyederhanaan penulisan alat pembayaran (uang). Selanjutnya hal ini akan menyederhanakan sistem akuntasi dalam sistem pembayaran tanpa menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian.

Redenominasi tersebut bisanya dilakukan di saat ekspektasi inflasi berada di kisaran rendah dan pergerakannya stabil, stabilitas perekonomian terjaga dan ada jaminan terhadap stabilitas harga serta adanya kebutuhan dan kesiapan masyarakat. Penerapan redenominasi itu butuh waktu transisi sedikitnya lima tahun, dan selama itu pedagang wajib mencantumkan label dalam dua jenis mata uang yakni uang lama yang belum dipotong dan uang baru (yang nolnya sudah dipotong), sehingga tercipta kontrol publik.

Di Turki, program redenominasi baru dilaksanakan setelah tercapai komitmen nasional dan berbagai syarat untuk stabilisasi ekonomi, seperti defisit fiskal yang terkendali dilaksanakan.

Kutipan dari inilah.com Redenominasi, Produk Elektronik seperti Lebih Murah

Promotion Manager PT Sarindo Putra Persada, distributor ponsel merek Huawei di Indonesia Henry Bachri mengatakan redenominasi tidak memiliki efek pada nilai uang. Namun imbasnya konsumen bisa merasa harga produk jadi jauh lebih murah dan konsumen jadi lebih konsumtif.

“Karena redenominasi itu membuat orang secara psikologis merasa bahwa, harga ponsel sekarang jadi murah dan membuat konsumen jadi lebih konsumtif. Tapi impact-nya untuk barang masih belum jelas,” katanya kemarin di Jakarta.

Sementara menurut Henry masih sulit menilai apakah redenominasi itu akan memudahkan transaksi, karena masih tergantung peraturan pelaksanaannya. Untuk transaksi yang riil, maka bisa langsung dikenali apakah itu uang baru atau uang lama.

“Tapi permasalahnya ada di perbankan nanti transaksisnya seperti apa. Semua tergantung dari peraturan pelaksanaannya,” katanya.

Wakil Ketua Umum Apkomindo Sutiono Gunadi menilai redenominasi yang membuat orang tidak perlu membawa uang dalam nominal besar, akan mendongkrak gengsi rupiah. Namun hal itu tidak secara langsung mendorong transaksi produk IT jadi naik. “Tidak berpengaruh, tapi secara perdagangan internasional, rupiah lebih memiliki gengsi,” imbuhnya.

Ia menjelaskan satu dolar AS saat ini setara dengan Rp9.000. Namun jika dilakukan redenominasi, maka satu dolar AS hanya Rp9. “Jadi secara kurs nilai tukar RI tidak terlalu di bawah, karena saat ini RI di urutan tiga terbawah dalam sisi nilai valuta,” timpalnya.

Sutiono menilai dengan kemudahan masyarakat membawa uang, tidak serta merta menjadikan pembelian produk TI jadi naik. Hal itu karena daya beli konsumen masih tetap sama.

Namun yang lebih penting adaah kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dengan kondisi stabil sekarang, maka lebih menguntungkan karena konsumen jadi tidak perlu menunggu-nunggu.

Sementara jika diterapkan, redenominasi tidak akan menimbulkan permasalahan dalam transaksi, walaupun nilai rupiah berubah jauh. Tidak ada permasalahan, soalnya sekarang orang bisa pake CC (kartu kredit) atau debit card, atau mau bayar lewat transfer, jadi umumnya orang tidak harus membawa uang cash.


Analisa:

Menurut kutipan diatas bahwa dampak dari redenominasi rupiah terhadap penjualan ataupun pembelian alat telekomunikasi seperti handphone dan BB tidak terlalu berdampak besar. Imbas redenominasi terhadap konsumen adalah konsumen akan merasa harga produk jadi jauh lebih murah dan konsumen jadi lebih konsumtif. Karena secara psikologis konsumen merasa bahwa, harga barang tersebut lebih murah. Misalnya : harga sebuah hp Rp 3.000.000. Namun setelah terjadi redenominasi harga sebuah hp menjadi Rp 3.000. Tapi masih tergantung pada daya beli masyarakat karena redenominasi tidak mengubah nilai mata uang hanya bentuknya saja yang berubah.

Dengan adanya redenominasi itu belum tentu akan memudahkan transaksi, karena masih tergantung bagaimana pelaksanaan transaksinya nanti di lapangan dan juga bagaimana kebijakan yang akan diberikan oleh pemerintah terhadap transisi terjadinya redenominasi mata uang rupiah terhadap masyarakat. Selain itu pemerintah juga harus mensosialisasikan redenominasi terhadap masyarakat terutama masyarakat menenggah ke bawah yang kurang mengetahui istilah redenominasi.

Keuntungan dari redenominasi yaitu membuat orang tidak perlu membawa uang dalam nominal besar, hal itu akan mendongkrak gengsi rupiah. Namun yang lebih penting adalah kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dengan kondisi stabil sekarang, maka lebih menguntungkan .


Kesimpulan

Kurva dampak redenominasi mata uang rupiah terhadap penjualan alat telekomunikasi

Dari analisa dapat disimpulkan bahwa redenominasi mata uang rupiah tidak berdampak besar terhadap penjualan alat telekomunikasi, karena redenominasi tidak merubah nilai dari mata uang tersebut hanya perubahan bentuknya dengan mengurangi beberapa digit (angka nol), redenominasi masih sebuah perbincangan yang harus dipikirkan lebih dalam baik keuntungannya dan kerugiannya sebelum diberlakukan.

Sumber:

http://www.inilah.com/news/read/teknologi/2010/08/05/715491/redenominasi-produk-elektronik-seperti-lebih-murah/

http://berita.liputan6.com/liputanpilihan/201008/289531/Redenominasi.Bukan.Sanering

http://nanlimo.blogspot.com/2010/08/redenominasi-adalah-sanering-apa-pula.html

0

0 komentar:

Posting Komentar